Senin, 17 April 2017

Jam menunjukan pukul 02:00 dini hari. Sepagi ini mataku masih terjaga . sama sekali tak mau terpejam. Hanya bisa memandang sosok pria yang menjadi wallpaper di handphone ku. Sosok pria yang membuat pikiranku berlari-lari. Berimajinasi hingga terhenti pada satu titik . Kamu. Dedi Setiawan. Pria kelahiran 20 tahun silam, yang aku kenal semenjak 3 tahun lalu. tepatnya saat aku masih duduk di bangku SMA kelas 2. Pria Berbadan tegap,tinggi, berkulit sawo matang. Saat pertama kali aku bertemu dengannya Kurasa saat itu juga aku jatuh cinta padanya dan waktulah yang menyatukan kami berdua. Aku jatuh cinta pada kelembutan dan ketulusan hatinya. Dia adalah tipe cowok yang akan membantu siapapun tanpa pamrih dan aku melihatnya pada pandangan pertama. Dia memiliki semangat yang berkobar-kobar, tak pernah padam. Tak ada yg lebih menarik dari cowok yang punya kemauan dan motivasi yang kuat. Hmm dia orangnya aneh. Mungkin sama anehnya denganku. Dia sangat percaya diri, dia tidak akan cemburu berlebihan saat aku mengobrol dengan cowok lain, dia juga tidak pernah menuntut ku untuk membanjirinya dengan pujian. Dia sungguh luar biasa. Awalnya aku nyaris tidak bisa membaca dirinya ia memasang benteng yg sangat kokoh sampai-sampai aku mengira dia membenciku, tapi itu salah ketika aku menyadari bahwa dia rela berkorban melakukan banyak hal hanya supaya aku merasa lebih baik. Kejujurannya begitu mempesona, dia memang tak pernah tertawa setiap kali aku melucu, juga tak akan menerima pendapatku begitu saja. Tapi entahlah, aku mencintai kejujurannya. Dia membuatku merasa aku sudah cukup baik untuknya sehingga aku bisa menjadi diriku sendiri bersamanya.

SORE MENUJU SENJA MALUKU

Namaku Yuni, aku gadis kelahiran 20 tahun silam dikota Pandeglang Banten. Sekarang aku berada di Maluku tempat persinggahan ku yg ke dua setelah kota Serang. Iya, aku pernah tinggal lama di kota serang dan akhirnya aku meneruskan persinggahanku ke Maluku. Memang kota yg sangat jauh, aku tinggal sendiri disini dan bagi gadis sepertiku tinggal sendiri tidak begitu sulit karena aku terbiasa melakukan hal apapun sendiri tanpa harus ketergantungan pada kedua orang tuaku. Rindu.. ya, rindu selalu ada, rinduku pada kedua orang tua ku, rindu pada sanak saudaraku. Tapi apaboleh buat aku harus meneruskan karirku di sini. Aku bertekad untuk sukses dalam hal apapun. Aku yakin usaha yg disertai doa tidak akan menghianati hasil. Hari ini tepat 1 tahun aku berada di Maluku, rinduku kepada orang tua ku masih sama tidak bisa dicurahkan oleh kata-kata. Aku tidak tau harus kuceritakan kepada siapa rasa yg selama ini aku pendam, aku hanya bisa bercerita kepada Andri, ya,, dia sahabatku,sahabat karibku selama aku tinggal di Maluku. Dia seorang Tentara muda yg tidak pernah lelah mendengarkan curahan hatiku dan tak henti-hentinya selalu menyemangatiku walaupun dia sibuk dengan tugas Negaranya. Sungguh beruntung aku mempunyai sahabat karib seperti dia. Tapi aku tidak ingin menyingahkan hati kepada dia karena alasan aku hanyala perantau disini dan aku tidak ingin mengulang kisah yg sama seperti saat aku tinggal dikota serang yg mengharuskan aku berpisah dengan kekasihku dan jarak inilah yg membuat dia tidak kuat melanjutkan hubungan dengan ku. hari ini saat-saat dimana bagiku sangat menyedihkan, saat aku tau bahwa andri harus ditugas negarakan ke Kalimantan. Apa artinya ini? Aku harus kehilangan kembali seseorang yg sangat berarti bagiku. Tiba waktunya., Sore itu aku mengantar andri keBandara untuk kepergiannya ke Kalimantan. Sedih bercampur duka yg kami berdua rasakan. Andri pamit padaku dan aku hanya membalasannya dengan senyuman yg disertai air mata. Aku harap aku bisa bertemu kembali dengannya, tapi entahlah semua itu hanya semoga yang selalu aku semogakan. Sore itu menjadi saksi bahwa pernah ada cerita diantara kami berdua di Sore Menuju Senja Maluku.